John Lennon memiliki nama lengkap John Winston Lennon
lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia
Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian
dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John
kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan
Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini,
dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi
nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Sejak kecil Lennon diasuh oleh Julia, Julia kemudian bertemu dengan
John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu
di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di
Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri
Alfred Lennon.
Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John
kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool
dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John
mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon
dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon
memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan
pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan
suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas
dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan
begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama
Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan
sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama.
Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar.
“Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa
tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah
plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
Kejadian menyedihkan dialami Lennon ketika ibunya meninggal tertabrak
mobil di dekat rumah Mimi, di depan mata Lennon yang saat itu masih
berusia 17 tahun. Sifat anti pihak penguasa mungkin bermula dari
peristiwa ini. Ibunya meninggal dunia karena kecerobohan seorang polisi
mengendara dalam keadaan mabuk, kendati demikian polisi tersebut lepas
dari segala tuntutan. Lennon dikenal sebagai badut kelas di sekolah. Di
kelas ia hanya menggambar kartun guru-gurunya dan melucu. Rapornya
sangat buruk, dan akhirnya ia masuk ke Liverpool College of Art. Di
sinilah ia bertemu dengan Cynthia Powell, yang kemudian menjadi istrinya
yang pertama. Di college, ia tetap tidak serius dan akhirnya keluar
sebelum menyelesaikan pendidikannya.
Kemudian ia membentuk band skiffle bernama The Quarrymen. Ia mengajak
Paul McCartney untuk bergabung. Ia merasa sangat dekat dengan Mcarney
karena memiliki nasib yang sama. McCartney kehilangan ibunya karena
mengidap penyakit kanker. Kemudian McCartney memperkenalkan George
Harrison dan kemudian bergabung di the Quarrymen. Stuart Sutcliffe juga
bergabung di The Quarrymen.
Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan
personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama ‘The
Beatles’, nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi
manajer mereka, dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak
dengan sebuah klab di Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg,
beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart
Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah drummer mereka saat itu. Di
Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan
tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian
mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah
umur untuk bekerja di sana.
Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab
inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show
mereka selalu ramai dan panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di
paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam ‘My
Bonnie’ bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di
Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan
pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan
kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.
The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini,
pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein
menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS
di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya
menanyakan rekaman ‘My Bonnie’ yang direkam band ini bersama Tony
Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian
menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke
studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca
Records.
Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada
di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang
diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap
kurang berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya
Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnay bergabung
dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel
‘Love Me Do’ yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris.
Singel mereka yang kedua, ‘Please Please Me’, menjadi singel pertama
mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.
Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai
peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun ‘I Wanna Hold Your Hand’
di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri
musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai
‘British Invasion’. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke
seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru.
Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang
mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat
The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di
atas panggung.
Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti
mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik
mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah
menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung
dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. Keputusan ini ditanggapi
secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The
Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band
di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai
salah satu album terbaik sepanjang masa.
Setelah kematian Epstein di tahun 1967, Lennon adalah orang yang
tidak senang akan tindakan McCartney yang mengambil alih kepemimpinan
band itu. Ia membenci proyek-proyek yang dipimpin McCartney, seperti
film Magical Mystery Tour dan Let It Be. Lennon juga menjadi orang yang
pertama kali melanggar kesepakatan awal The Beatles, yaitu untuk tidak
membawa istri dan pacar pada proses rekaman, dengan membawa Yoko Ono
dalam proses pembuatan album White Album di tahun 1968. Lennon juga
orang yang pertama menyatakan ingin keluar dari The Beatles.
Setelah band ini bubar di tahun 1970, perseteruan antara Lennon dan
McCartney terus berlanjut. Salah satunya adalah Lennon kesal karena
McCartney mendahuluinya dalam menyatakan bubarnya The Beatles. Lennon,
Harrison dan Starr juga melawan McCartney di pengadilan dalam
membubarkan band ini.
Yoko Ono
Yoko adalah istri kedua Lennon setelah ia bercerai dengan Cynthia
Powell. Mereka menikah di Gibraltar pada tanggal 20 Maret 1969. Beberapa
saat setelah pernikahannya, Lennon mengubah namanya menjadi John
Winston Ono Lennon. Ia juga menulis lagu “[The Ballad of John and
Yoko]“, yang menceritakan tentang pernikahan mereka. Lagu itu direkam
bersama McCartney.
Pada tanggal 9 Oktober 1975 – ulang tahun John Lennon yang ketiga
puluh lima – Yoko Ono melahirkan putra mereka Sean Ono Lennon setelah
tiga kali keguguran. Menyesal akan hubungan buruk yang dimilikinya
dengan putra pertamanya Julian, Lennon memutuskan untuk pensiun dari
musik sehingga ia dapat mendedikasikan dirinya pada kehidupan keluarga.
Kematian John Lennon
Lennon meninggal pada tanggal 8 Desember 1980 setelah ditembak
penggemar fanatiknya, Mark Chapman. Jenazahnya dikremasikan Ferncliff
Cemetery di Hartsdale, New York. Abu jenazahnya disimpan oleh Yoko Ono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar